Wujudukan Lingkungan Bengkel yang Sehat, Aman, dan Nyaman Melalui Program GARDU LESEHAN

by | Mar 26, 2024

Penulis :

Roket Irawan, S.T., Gr.

Guru Teknik Pengelasan

SMKN 1 Jenangan

Berawal dari refleksi , wujudkan mimpi!

Dari kejadian murid yang sakit matanya setelah melakukan praktik pengelasan. Sebelum melakukan praktik Guru selalu menghimbau pentingnya menggunskan Alat Pelindung Diri (APD). Namun mereka mengakui kadang lalai dan lupa.

Setelah kejadian itu saya melakukan refleksi bersama murid. Saya bertanya kepada mereka bagaimana agar kejadian serupa dapat diminimalisir?, serta kegiatan apa yang dapat meningkatkan kepedulian mereka terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja?. Dari kegiatan diskusi terbuka tersebut mereka berpendapat bahwa mereka sering lupa untuk menggunakan APD, dari sini muncul gagasan perlunya kepedulian antar sesama teman untuk saling mengingatkan. Karena jika yang mengawasi hanya 1 guru dan yang diawasi murid sejumlah 36 siswa maka akan kurang efektif.

Sehingga disini guru dipandang perlu berkolaborasi dengan murid, dan muncullah ide untuk melakukan tugas ini secara bergantian. Untuk murid yang bertugas membantu guru ini kita sepakati bersama dengan nama “AGEN K3”. Kelak AGEN K3 inilah yang bertugas mengawasi dan menegakkan K3 dilingkungan bengkel ketika melakukan praktik.

Kemudian kami berdiskusi tentang pertanyaan yang kedua “Kegiatan apa yang dapat meningkatkan kepedulian mereka terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja?”. Disini sebagian besar murid menyadari bahwa mereka kurang maksimal ketika melakukan piket kebersihan. Untuk area yang dibersihkan hanya sebatas menyapu lantai dan memungut sampah hasil praktik, namun untuk penataan alat yang digunakan atau mengembalikan benda ketempat semula masih belum maksimal.

Program 5R yaitu ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin yang sudah berjalan perlu digaungkan lagi untuk dapat dilaksanakan dengan seksama. Mereka (murid) menyampaikan usulan jika kegiatan 5R ini dilakukan ketika 15 menit sebelum pulang sehingga dapat berjalan maksimal dan mereka dapat pulang pada jam yang sudah dijadwalkan.

Namun disini saya menyampaikan bahwasanya untuk menciptakan lingkungan yang sehat, maka tidak cukup apabila yang dijaga kebersihannya hanyalah dalam bengkel saja. Kita juga perlu memperhatikan lingkungan bengkel yang meliputi halaman depan, samping, kemudian ada taman juga. Saya menemui juga masih ada yang membuang sampah bekas bungkus makanan tidak pada tempatnya. Walaupun disekolah sudah ada petugas kebersihan yang membersihkan lingkungan sekolah, tapi saya memandang perlu melatih mereka untuk menerapkan budaya positif bertanggung jawab dan peduli terhadap kebersihan lingkungannya. Disini kami dan murid sepakat untuk melakukan kegiatan membersihkan lingkungan luar bengkel selama sebulan sekali. Kegiatan ini kita lakukan hari Jum’at pada Minggu terakhir dan kami beri nama JUS ABU (Jum’at Bersih Akhir Bulan).

Kemudian saya menanyakan pelajaran yang paling disukai murid. Kebanyakan dari mereka bilang kalau suka pelajaran bengkel karena lebih banyak praktiknya sehingga tidak bosan. Tak kalah banyak juga dari mereka bilang pelajaran olahraga adalah yang paling mereka sukai. Alasannya sama, lebih banyak praktik atau menggunakan aspek psikomotoriknya sehingga mereka tidak gampang bosan. Dari sini saya menawarkan bagaimana kalau sebelum pembelajaran praktik di bengkel dimulai pada jam pertama kita melakukan kegiatan olahraga ringan, tidak perlu lama-lama sekitar 5 menit agar selain sehat diharapkan juga lebih meningkatkan konsentrasi sebelum mulai pembelajaran. Untuk gerakan yang digunakan akan kami serahkan kepada murid, karena mereka yang akan memimpin temannya secara bergantian. Kami menyepakati kegiatan ini dengan nama MANIS (Lima Menit Sehat)

 

Sebisa mungkin saya melibatkan murid dalam kegiatan maupun pembelajaran. Harapannya ketika kita mendengarkan suara murid, pilihan murid, dan kepemilikannya maka mereka akan merasa dihargai, didengar, dan merasa memiliki dari proses yang telah mereka lakukan. Namun kita sebagai guru tetap harus mendampingi, memberikan penguatan, dan dukungan karena pada dasarnya mereka juga masih membutuhkan bimbingan dari kita.

Apabila terdapat kekurangan atau catatan-catatan kecil yang perlu di evaluasi itu menurut saya hal yang wajar. Kita dapat melakukan refleksi dan evaluasi lagi bersama murid dengan tetap memperhatikan suara, pilihan dan kepemilikan murid. Dengan cara tersebut diharapkan dapat menumbuhkan student agency (kepemimpinan murid)

Wujudukan Lingkungan Bengkel yang Sehat, Aman, dan Nyaman Melalui Program GARDU LESEHAN

Dari hasil refleksi dan diskusi dengan murid terdapat beberapa kegiatan atau program yang nantinya akan kami lakukan. Program ini saya beri nama GARDU LESEHAN yaitu sebuah akronim dari Gerakan Terpadu Lingkungan Bengkel Sehat, Aman dan Nyaman. Tujuan Program GARDU LESEHAN adalah untuk membuat terciptanya lingkungan bengkel yang sehat, aman, dan nyaman.

Latar belakang Program :

  • Berawal dari keresahan murid yang melakukan praktik di bengkel terhadap keselamatan dalam bekerja
  • Terdapat murid yang kurang peduli terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) saat praktik di bengkel
  • Kurang optimalnya program kebersihan di bengkel
  • Kurang berjalan optimalnya program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dibengkel
  • Murid yang antusias pada mata pelajaran PJOK yang ingin berusaha dikolaborasikan dengan mata pelajaran bengkel dalam bentuk pemanasan sebelum pelajaran dimulai
  • Lingkup Sekolah Menengah Kejuruan yang terdapat kegiatan praktikum dilingkungan bengkel yang mengharuskan untuk menerapkan K3

Program ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

1. MANIS (Lima Menit Sehat)

Kegiatan melakukan olahraga ringan selama lima menit sebelum pembelajaran jam pertama dimulai

2. AGEN K3

Kegiatan kolaborasi guru dengan murid dalam upaya menerapkan dan menegakkan K3 dilingkungan bengkel

3. JUS ABU (Jum’at Bersih Akhir Bulan)

Kegiatan membersihkan bengkel dan lingkungan sekitar yang dilakukan setiap hari Jum’at akhir bulan

4. 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)

Merupakan suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif