Kelihatannya tidak saatnya lagi untuk masih berpikir materi pelajaran A belum disampaikan atau belum tuntas untuk diajarkan, materi B belum dipraktikkan atau disimulasikan. Dalam pola pikir vokasi akan selalu terngiang apakah disaat mempelajari materi A bisa menunjang kemampuan kompetensi B atau apakah kompetensi B mendukung untuk kompetensi C dan seterusnya, semua materi pelajaran akan saling terintegrasi dan terkolaborasi, teraplikasi (proyek) dalam sebuah kompetensi berkelanjutan untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang bermanfaat.
Sudah saatnya untuk menggeser kepakeman-kepakeman proses pembelajaran yang berbasis prosedur-prosedur kurikulum lampau, menjadi dimensi terkini, membekali kompetensi siswa yang terbarui dengan menjawab kebutuhan industri dan dunia kerja (bekerja), mampu berkompetisi untuk menaikkan jenjang pendidikan (melanjutkan), dengan keahliannya tanggap akan sebuah kebutuhan pasar dan memberikan solusinya dengan produk tepat guna (wirausaha).
Alat ukur ketercapaian kompetensi atau pembelajaran yang diterapkan di SMKN 1 Jenangan menggunakan beberapa media. Asesmen formatif merupakan asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar dan asesmen sumatif yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran dengan menggunakan teknik dan instrumen yang beragam tidak hanya berupa tes namun dapat menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk, melakukan proyek, dan membuat portofolio).
Sejak Senin (29/5) sampai Rabu (6/6), SMKN 1 Jenangan melaksanakan kegiatan Ujian Penilaian Akhir Tahun (UPAT) 2022/2023 dengan model tes secara daring di sekolah dan untuk materi pelajaran kompetensi kejuruan kelas XI ada yang menggunakan teknik presentasi dan wawancara proyek. Harapannya UPAT tidak semata-mata sebagai alat uji kompetensi (asesmen sumatif) peserta didik, namun lebih dari itu yaitu sebagai sebuah upaya untuk mengembangkan kecakapan individu baik secara sikap maupun perilaku dalam bermasyarakat. Dengan kata lain, pendidikan adalah proses sosial dimana lingkungan yang terorganisir seperti sekolah dan rumah mampu mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan kecakapan sikap dan perilaku dalam diri sendiri dan bermasyarakat (Carter V. Good).
Kalimat “Tidak Sekedar Nilai” selalu tertulis pada Dokumen POS, Berita Acara, Daftar Hadir, Papan Informasi, dan lain sebagainya dalam kegiatan UPAT bermaksud bahwa dalam sebuah penilaian yang hasilnya berupa angka, harapannya tidak hanya sekedar angka saja tetapi merupakan simbol kecakapan dan refleksi pembelajaran itu sendiri. (bams/wan)